Senin, 10 September 2012

KELAPA (Buah Non Klimaterik)

Pada setiap proses pertumbuhan terjadi respirasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan hubungan antara proses pertumbuhan dengan laju respirasi, dimana laju respirasi tinggi pada saat pembelahan sel, dan menurun pada tahap pembesaran sel. Selanjutnya laju respirasi dapat tiba-tiba menngkat dan menurun kembali atau terus menurun dengan perlahan-lahan menuju tahap kelayuan (senescence). Meningkatnya proses respirasi ternyata tergantung pada beberapa hal diantaranya adalah jumlah etilen yang dihasilkan serta meningkatnya sintesa protein dan RNA (Ribose Nucleic Acid). Perubahan pola respirasi yang mendadak sebelum proses kelayuan pada bahan, biasanya dikenal sebagai klimaterik respirasi atau biasanya disingkat menjadi klimaterik


Pada buah-buahan yang tergolong klimaterik, proses respirasi yang terjadi selama pematangan mempunyai pola yang sama yaitu menunjukkan peningkatan COyang mendadak. Contohnya buah apel, pisang, mangga, adpokat, pepaya, peach, tomat. Pada keadaaan tersebut jumlah Oyang dikeluarkan dan CO2 yang dihasilkan menurun hingga menuju masa kelayuan
Sedangkan pada buah-buahan yang tergolong non-klimaterik seperti semangka, ketimun, anggur, limau, jeruk, nanas, arbei, setelah dipanen proses respirasi COyang dihasilkan tidak terus meningkat, tetapi langsung turun secara perlahan-lahan 
Kelapa (Cocos nucifera) adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceaedan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini. buah ini tergolong buah non klimaterik. hal  ini bisa dilihat dari kondisi fisiknya. buah kelapa  memiliki ciri Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah tersusun darimesokarp berupa serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras (disebutbatok) dan kedap air; endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp

Kamis, 06 September 2012


DITIRU DALAM PEMBUATAN HELIKOPTER
Sekilas, capung terlihat biasa saja dan tidak menarik perhatian banyak orang. Kalaupun ada yang tertarik, itu biasanya anak-anak, yang sering menjadikannya sebagai mainan. Tahukah Anda bahwa “mainan anak-anak” yang mungil ini diciptakan Allah dengan desain yang menakjubkan bahkan mengilhami pembuatan helikopter?
Keinginan untuk dapat terbang di udara membuat manusia berusaha keras untuk menciptakan teknologi yang dapat mewujudkan impiannya itu. Selain terhadap burung, serangkaian penelitian dan pengamatan juga telah dilakukan oleh para ilmuwan terhadap berbagai jenis serangga, anatra lain kupu-kupu, capung, lalat dan lebah. Hasilnya: menakjubkan!
Dr. Adrian L. R. Thomas, misalnya. Peneliti dari Oxford University ini telah menghabiskan 12 tahun untuk mempelajari cara terbang serangga. Tiga tahun terakhir ia mengamati kupu-kupu. Hewan berwarna-warni ini ia tempatkan di sebuah terowongan berbelit-belit. Di dalam terowongan itu, kupu-kupu bisa terbang bebas atau hinggap ke bunga buatan. Untuk melihat bagaiman gerak udara di sekitar kepakan sayap kupu-kupu, Thomas menggunakan asap tipis. Sedangkan turbulensi udara direkam dengan kamera digital supercepat.
“Ternyata kepakan sayap kupu-kupu tidaklah dilakukan secara acak atau sembarangan, melainkan hasil dari sebuah mekanisme aerodinamika yang betul-betul dipahami oleh mereka (kupu-kupu). Paling tidak ada 6 cara kupu-kupu mengepakkan atau memutar sayapnya agar tetap berada di udara sementara pesawat konvensional hanya mempunyai dua bentuk gerakan agar bisa terangkat lebih tinggi. Satu di antaranya dengan mekanisme putaran”, kata Thomas seperti dilansir oleh jurnal Nature (Republika, Ahad, 15/12/02)
Gilles Martin, seorang fotografer alam, telah melakukan pengamatan 2 tahun untuk meneliti capung. Dan dia juga menyimpulkan bahwa makhluk ini memiliki cara terbang yang sangat rumit.
Tubuh capung menyerupai bentuk pilin yang terbungkus logam. Dua sayapnya saling silang pada badannya dan menampakkan bias warna dari biru muda hingga merah marun. Dengan bentuk demikian, capung memiliki kemampuan manuver yang luar biasa. Tak peduli pada kecepatan atau arah bagaimana pun ia bergerak, capung dapat mendadak berhenti dan mulai terbang kembali dengan arah berlawanan. Atau, capung dapat tetap diam di udara untuk berburu. Pada kedudukan seperti itu, ia dapat bergerak dengan sangat cepat menuju mangsanya. Ia dapat mempercepat gerakannya hingga kecepatan yang sangat mengejutkan untuk ukuran seekor serangga: 25 mil/jam (40 km/jam).
Pada kecepatan ini, capung bertabrakan dengan mangsanya. Guncangan akibat tabrakan ini sangat kuat. Namun, tubuhnya yang lentur dapat meredam guncangan tersebut. Sebaliknya, hal yang sama tidak terjadi pada mangsanya. Mangsa capung akan kehilangan kesadaran atau bahkan mati karena benturan tersebut. Kecepatan capung ini dapat disejajarkan dengan kecepatan seorang atlet lari 100 m di Olimpiade yaitu 24,4 mil/jam (39km/jam).
Kehebatan terbang capung ini rupanya telah dilirik oleh pembuat helikopter terbaik di dunia, Sikorsy. Mereka menjadikan capung sebagai model helikopter buatan mereka. Caranya, perusahaan IBM, mitra Sikorsky dalam proyek ini, menempatkan suatu model capung ke dalam computer (IBM 3081). Lalu 2000 penggambaran khusus dilakukan di komputer dalam hal manuver (gerakan jungkir balik) capung di udara. Jadilah helikopter itu dibuat dengan capung sebagai inspirasinya.
Inspirasi dari alam tentang teknologi terbang yang lain adalah lalat dan lebah. Penelitian telah membuktikan bahwa 3 pesawat jet yang dianggap terbaik dalam kelompoknya memiliki kemampuan manuver yang jauh di bawah kemampuan manuver lalat dan lebah.
Sungguh banyak teknologi Allah yang menakjubkan. Teknologi manusia sangatlah kerdil di hadapan-Nya. Bahkan manusia hanya mampu meniru keajaiban-keajaiban desain di alam yang telah Allah ciptakan untuknya. Namun sedikit sekali manusia yang mengambil pelajaran.

EMPAT BULAN TANPA MAKAN
Kutub selatan adalah daerah terdingin di dunia. Di wilayah ini, m usim dingin berlangsung selama enam bulan. Mempunyai anak dalam kondisi sesulit ini pastilah memerlukan pengorbanan yang tak terkira dari induknya. Namun, di tempat ini hiduplah sang induk yang paling sayang dan setia di dunia: penguin.
Saat musim berkembang biak tiba, para penguin pergi berbondong-bondong menuju ke sebuah tempat pertemuan besar. Perjalanan ini dapat memakan waktu berminggu-minggu. Mereka mengarungi jarak lebih dari 100 kilometer. Terkadang mereka berenang dan di lain waktu meluncur dengan perut mereka di atas permukaan es. Mereka menuju tempat yang sama dengan cara yang mengagumkan. Di akhir perjalanan, secara menakjubkan mereka bertemu dengan ribuan penguin lain di satu tempat tertentu.
Ada satu tujuan penting di balik pertemuan ini. Tempat di mana mereka semua bertemu ini adalah tempat untuk melahirkan anak-anak mereka. Perjalanan melelahkan ini hanyalah awal dari pengorbanan dan kesulitan yang dihadapi penguin demi anak-anak mereka. Kesulitan yang sebenarnya dimulai setelah sang betina bertelur. Ini disebabkan musim dingin akan segera tiba. Suhu musim dingin dapat turun hingga -50 °C. Selain itu, angin berkecepatan 100 km per jam menerbangkan es dan salju.
Para penguin betina kembali ke laut setelah bertelur, dan menyerahkan telur mereka untuk dierami penguin jantan. Sang jantan yang setia mengambil alih tugas merawat telur-telur tersebut. Penguin jantan membawa telur di atas kakinya dan melindunginya dari es. Bulunya yang tebal melindungi telur dari hawa dingin. Selain itu, jika jatuh di atas permukaan es, telur seketika akan membeku. Oleh karenanya, penguin jantan selalu sangat berhati-hati membawa dan menghangatkan telur.
Pengorbanan yang mereka lakukan dalam menjaga telur tersebut sungguh di luar pemahaman manusia. Mereka terus berdiri sepanjang waktu, tak pernah meletakkan telurnya barang sesaat pun. Karena harus menjaga telur sepanjang waktu, para penguin jantan tidak berkesempatan berburu. Mereka melakukannya tanpa makan selama empat bulan, sehingga berat badan mereka pun dapat turun hingga setengah dari semula. Terkadang jarak terdekat sumber makanan mereka adalah sejauh beberapa hari perjalanan.
Para penguin saling berkerumun dan merapatkan tubuh mereka satu sama lain untuk berlindung dari angin yang dingin membekukan. Selama empat bulan musim dingin tersebut, yang mereka lakukan hanyalah bersabar, menahan lapar dan dingin.
Di akhir masa sulit itu, musim semi pun tiba kembali. Telur-telur telah menetas, dan anak-anak penguin membuka mata mereka pada dunia. Karena lapisan lemak yang akan melindungi mereka dari dingin belum terbentuk, anak-anak penguin masih tetap berada di kaki ayahnya agar terhindar dari dingin, sembari mendapatkan kehangatan dari tubuh sang induk.
Makanan pertama anak penguin berasal dari susu dari tembolok ayahnya. Meskipun penguin jantan tidak makan apa pun selama empat bulan, ia melakukan pengorbanan lain dengan menyimpan makanan di temboloknya bagi anaknya. Di saat itulah sang betina kembali ke daratan dari laut, setelah selama empat bulan berburu dan menyimpan makanan di perutnya untuk anak-anaknya yang baru menetas.
Segera setelah sang betina datang, sang jantan yang telah menahan lapar selama empat bulan bergegas ke laut untuk mulai berburu. Segera setelah sang jantan makan, mereka kembali ke sarang dan melanjutkan memberi makan anak-anaknya bersama betinanya. Tak berapa lama kemudian, penguin muda tumbuh besar, dan mencapai ukuran yang memungkinkan mereka dapat pergi dengan ayah mereka yang setia.
Demikianlah, penguin jantan tidak makan selama empat bulan demi anak-anaknya. Ia berdiri di atas kakinya selama itu, tak pernah meninggalkan telurnya barang sesaat pun. Ini adalah pengorbanan yang luar biasa, yang dilakukan oleh binatang.
Di antara manusia, ada contoh orang yang benar-benar tidak berhati nurani, yang menelantarkan anak-anak mereka ketika dalam kesulitan. Banyak anak-anak yang terpaksa menjadi gelandangan di jalanan. Tetapi penguin tak pernah menelantarkan anak-anaknya, sekalipun kondisinya amat buruk.
Mereka yang mendukung teori evolusi dan menolak penciptaan menyatakan bahwa binatang hanya berpikir tentang dirinya sendiri. Karenanya, mereka tidak dapat menjelaskan bagaimana penguin rela menahan lapar selama 4 bulan dan bertahan dari dingin. Lalu siapakah yang mengilhamkan pengorbanan diri semacam itu pada makhluk ini? Sekali lagi, hanya ada satu jawaban atas pertanyaan tersebut. Allahlah yang menciptakan penguin. Allah jugalah yang mengilhamkan pengorbanan luar biasa yang mereka lakukan.